Multitasking: Apakah Itu Bagus Dan Apakah Kita Benar-Benar Bisa Menguasainya?

Bayangkan berapa banyak tugas yang Anda tangani dalam sehari. Dari bangun tidur hingga kembali tidur di malam hari, Anda mungkin melakukan banyak hal sekaligus: membantu anak-anak dengan pekerjaan rumah, menyelesaikan pekerjaan kantor di rumah, menjawab email sambil berbicara di telepon, dan banyak lagi. Anda mungkin merasa multitasking sepanjang waktu.

Jika Anda merasa cocok dengan situasi tersebut, Anda akan tertarik dengan saran yang ditawarkan dalam artikel ini.

Artikel ini bertujuan membantu Anda menguasai seni multitasking dengan memecahnya menjadi langkah-langkah yang dapat digunakan. Bersiaplah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan Anda dan membuat hidup Anda lebih sederhana dan menyenangkan.

Apa Itu Multitasking?

Dalam konteks manusia, multitasking merujuk pada melakukan beberapa aktivitas secara bersamaan, seperti mengedit dokumen atau membalas email sambil ikut telekonferensi.

Namun, saat otak kita terus-menerus berganti-ganti antara satu tugas dan lainnya, efisiensi kita menurun dan kita lebih rentan membuat kesalahan. Menurut psikolog yang mempelajari kognisi, otak dan pikiran manusia tidak dirancang untuk multitasking yang berat.

Psikolog membandingkan multitasking dengan koreografi atau pengendalian lalu lintas udara, menekankan bahwa tekanan mental bisa berakibat fatal dalam aktivitas-aktivitas tersebut.

Apakah Multitasking Mungkin?

Pertanyaan sebenarnya adalah apakah multitasking itu mungkin.

Banyak orang berpikir bahwa mereka mampu melakukan banyak hal sekaligus. Namun, faktanya adalah mereka hanya berganti tugas dari satu ke yang lain.

Kapan Multitasking Tidak Mungkin?

Kemampuan multitasking berdasarkan mitos, menurut ahli saraf kognitif dan psikolog di seluruh dunia.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat bagaimana multitasking mempengaruhi otak kita. Sebuah studi menunjukkan bahwa multitasking saat mengemudi mengurangi kinerja ketika ada konflik sumber daya.

Penelitian lain menunjukkan bahwa kemampuan multitasking menurun seiring bertambahnya usia, dengan kinerja orang tua lebih buruk dibandingkan orang muda saat multitasking saat mengemudi.

Kapan Multitasking Mungkin?

Studi menunjukkan bahwa multitasking hanya mungkin ketika Anda melakukan dua hal dan salah satunya tidak membutuhkan perhatian atau energi mental Anda, misalnya jogging sambil mendengarkan musik.

Penelitian juga menyebutkan bahwa aktivitas yang sedikit mengganggu seperti mendengarkan radio dapat meningkatkan kinerja mengemudi dengan memberikan pilihan gangguan yang kurang mengganggu.

Apakah Multitasking Hal yang Baik?

Jawabannya adalah TIDAK ketika Anda mencoba melakukan banyak hal secara bersamaan yang membutuhkan energi mental.

Multitasking berdampak negatif pada produktivitas kita. Ini adalah kebiasaan buruk yang memiliki efek jangka panjang pada kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas Anda.

Multitasking Dapat Membahayakan Kesehatan

Multitasking dapat berdampak buruk pada kesehatan karena menyebabkan depresi dan kecemasan sosial. Materi abu-abu otak, terutama di wilayah yang terkait dengan kontrol kognitif dan regulasi motivasi dan emosi, terbukti berkurang pada orang yang sering multitasking media.

Orang-orang ini lebih mungkin menghadapi masalah kesehatan mental seperti depresi. Selain itu, multitasker media yang persisten memiliki memori kerja dan jangka panjang yang lebih buruk, sehingga kemampuan mereka untuk mempertahankan informasi juga berkurang seiring waktu.

Multitasking Mengurangi Produktivitas

Peneliti menemukan bahwa multitasking membuat individu kurang efektif dan produktif, kebalikan dari yang diyakini sebagian besar multitasker.

Ada biaya kognitif setiap kali kita beralih dari satu tugas ke tugas lain, yang mengurangi produktivitas kita. Multitasking berarti Anda terus-menerus mengalihkan perhatian antara beberapa tugas. Ini mungkin tampak seperti tingkat fokus tertinggi, tetapi multitasking tidak berbeda dari terganggu – lebih buruk lagi, ini dipaksakan oleh diri sendiri.

Multitasking Mempengaruhi Kinerja Anda

Studi menunjukkan bahwa kinerja hampir selalu menderita. Kita menjadi kurang efisien dan lebih rentan membuat kesalahan saat otak kita terus-menerus berganti tugas, terutama ketika tugas-tugas tersebut rumit dan membutuhkan perhatian aktif kita.

Ketika perhatian kita terbagi, lebih sulit bagi kita untuk sepenuhnya fokus pada satu hal. Kita kehilangan waktu dan energi saat kita beralih tugas. Studi menemukan bahwa saat beralih antara berbagai tugas, jumlah waktu yang terbuang bisa berkisar dari detik hingga jam.

Bagaimana Berhenti Multitasking Jika Anda Tidak Mendapatkan Banyak Hal

Jika Anda menemukan bahwa multitasking menghambat produktivitas Anda, cobalah mengubah kebiasaan Anda dengan langkah-langkah berikut:

  1. Sadar Beralih Tugas: Alih-alih mencoba menyelesaikan dua tugas secara bersamaan, buatlah sistem untuk mengingatkan Anda untuk beralih fokus. Misalnya, atur alarm untuk mengingatkan Anda kapan harus beralih tugas.
  2. Kelola Banyak Tugas Tanpa Multitasking: Luangkan waktu beberapa menit untuk mengenal proyek baru sebelum beralih ke tugas lainnya. Biarkan otak Anda menyelesaikan masalah di latar belakang saat Anda bekerja pada proyek lain.
  3. Singkirkan Gangguan: Matikan notifikasi, tutup email, dan hilangkan tab yang tidak diperlukan dari desktop Anda.
  4. Belajar Mengatakan Tidak: Tahan diri untuk tidak langsung mengatakan ya. Pertimbangkan tawaran dengan hati-hati sebelum memberi jawaban.
  5. Gunakan Teknologi Sebagai Sekutu: Gunakan aplikasi seperti Forest atau RescueTime untuk membantu Anda tetap fokus dan melacak kebiasaan online Anda.
  6. Ketahui Tujuan Anda – Harian, Mingguan, Bulanan: Pastikan tujuan Anda dapat dicapai. Bagilah tujuan menjadi segmen harian, mingguan, bulanan, dan tahunan untuk membantu Anda tetap fokus dan menghindari multitasking yang tidak produktif.
  7. Prioritaskan Tugas Berdasarkan Tujuan Anda: Buat daftar tugas yang harus dilakukan dan tentukan prioritas berdasarkan pentingnya dan kemampuan Anda untuk menyelesaikannya.
  8. Alihkan atau Delegasikan untuk Progres Paralel: Capai kemajuan paralel dengan mengalihdayakan atau mendelegasikan tugas yang memakan waktu. Ini memungkinkan Anda fokus pada tugas lain.
  9. Manajemen Pencatatan dan Pengelompokan: Kelompokkan tugas yang serupa dan lakukan sekaligus untuk menghemat waktu dan energi. Gunakan perangkat lunak manajemen proyek untuk melacak tugas Anda.

Kesimpulan

Multitasking adalah mitos karena kita bukan superman yang mampu melakukan banyak hal sekaligus. Beralih terus-menerus antara tugas bukanlah cara untuk produktif.

Namun, Anda bisa mencapai banyak tujuan dengan menggunakan strategi yang disebutkan dalam artikel ini tanpa harus terganggu oleh multitasking.

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *