Menghindari Burnout pada Pengusaha: 6 Cara Efektif untuk Mengatasi dan Mencegahnya

Burnout menjadi masalah yang semakin serius selama pandemi, di mana banyak orang bekerja dari rumah dan kesulitan untuk memisahkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Namun, burnout pada pengusaha masih jarang dibahas, meskipun bukti menunjukkan bahwa pengusaha memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami burnout.

Sebagai pemilik bisnis, mungkin Anda berpikir bahwa Anda lebih mengontrol waktu dan tugas kerja Anda. Merasa stres? Ambil cuti sehari. Tidak ingin melakukan sesuatu? Serahkan tugas itu kepada orang lain. Namun, kenyataannya, tanggung jawab memimpin sebuah perusahaan sering kali menjadi beban yang berat bagi banyak pemilik bisnis.

Selain itu, ketika Anda sangat bersemangat untuk mengembangkan bisnis Anda, sering kali sulit untuk mengenali gejala burnout. Butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun menjalani mode bertahan hidup sebelum Anda menyadari bahwa tubuh atau pikiran Anda telah menyerah.

Tips yang telah dikompilasi di sini akan membantu Anda menghindari burnout pada pengusaha dan mengatasi gejala burnout yang sudah ada, seperti kelelahan, masalah tidur, mudah tersinggung, sistem kekebalan tubuh yang melemah, dan lainnya. Namun, jika Anda merasa bahwa masalah ini sudah menjadi serius, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter atau psikoterapis selain mengikuti tips ini.

1. Temukan Mitra Bisnis yang Dapat Diandalkan

Sebagian besar startup saat ini memiliki setidaknya dua atau tiga orang dalam tim pendirinya. Memulai dan mengembangkan bisnis adalah usaha yang menantang dan dapat menjadi tugas yang sangat besar jika Anda melakukannya sendiri. Bahkan jika pada awalnya tampaknya bisa dilakukan, tanggung jawab baru, kebutuhan, dan masalah akan muncul seiring pertumbuhan perusahaan Anda.

Jika Anda beruntung, Anda sudah memiliki mitra yang dapat dipercaya untuk berbagi suka dan duka dalam mengelola bisnis. Jika Anda melakukannya sendirian tetapi ingin menemukan mitra bisnis, carilah seseorang yang:

  • Anda percaya dan, idealnya, sudah pernah bekerja sama, baik sebagai rekan kerja atau rekan pendiri;
  • Memiliki keahlian dan temperamen yang saling melengkapi;
  • Memiliki kebiasaan kerja dan etika yang serupa;
  • Akan sama-sama berinvestasi dalam bisnis, baik secara finansial, praktis, maupun emosional.

2. Tetapkan Prioritas Sejak Dini

Saat memulai bisnis, daftar tugas dan rencana tampaknya tidak ada habisnya, dan jelas bahwa tidak mungkin untuk mengerjakan semuanya. Itulah mengapa menetapkan prioritas sangat penting ketika Anda menjadi pemilik perusahaan. Dalam kata lain, lakukan langkah kecil tetapi terfokus ke arah yang benar.

Jika perusahaan Anda masih pada tahap awal, prioritaskan tugas-tugas yang membantu Anda menciptakan Minimum Viable Product atau MVP untuk memulai bisnis Anda dan mulai menarik pelanggan. MVP adalah versi paling dasar dari ide bisnis Anda yang dapat beroperasi. Kumpulkan klien pertama, dan dapatkan umpan balik yang berharga.

Jika Anda memimpin bisnis yang sudah mapan, pikirkan tentang perlahan-lahan mentransfer tugas operasional kepada orang lain, dengan fokus pada tujuan perusahaan dan aspek-aspek penting lainnya dari bisnis Anda.

3. Delegasikan Alih-alih Micromanaging

Pendiri yang baru pertama kali lebih berisiko mengalami burnout karena mereka beroperasi dalam ketidakpastian tinggi dan merasa harus bertanggung jawab atas setiap aspek bisnis serta mengontrol segalanya. Pemilik bisnis yang lebih berpengalaman tahu bahwa tidak mungkin—dan tidak perlu—ikut serta dalam setiap proses dan keputusan dalam perusahaan.

Daripada mencoba mengontrol segalanya, ikuti taktik ini:

  • Rekrut orang-orang hebat dan percayalah kepada mereka untuk menjalankan tanggung jawab mereka.
  • Ingat daftar prioritas Anda dan fokuslah pada mereka alih-alih terus-menerus memeriksa kinerja tim Anda.
  • Jika perlu, jadwalkan pertemuan mingguan atau bulanan dengan berbagai tim dan karyawan untuk tetap mendapatkan informasi tentang proses yang paling kritis.
  • Delegasikan tugas manual yang sederhana kepada freelancer (misalnya, dari platform seperti Fiverr atau Upwork).
  • Siapkan dokumentasi untuk merampingkan cara proses berjalan di dalam perusahaan.

4. Dokumentasikan Proses dan Panduan

Untuk menghindari keterlibatan dalam setiap proses dalam perusahaan, adalah langkah cerdas untuk merampingkan Standard Operating Procedures (SOP) perusahaan Anda sesegera mungkin. SOP adalah proses terdokumentasi yang spesifik untuk industri atau jenis pekerjaan Anda dan menggambarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan peraturan industri.

SOP sangat penting untuk menjalankan operasi bisnis yang lancar dan untuk onboarding karyawan baru secepat mungkin. Dengan mengikuti dokumentasi langkah demi langkah ini, siapa pun dapat menyelesaikan tugas dan memimpin proyek dasar.

5. Gunakan Aplikasi yang Menghemat Waktu dan Mengotomatiskan Tugas

Otomatisasi dapat membantu bisnis Anda tumbuh tanpa Anda harus terlibat dalam bagian yang berulang dan membosankan. Kapan pun Anda merasa terlalu banyak waktu dihabiskan untuk melakukan sesuatu secara manual, periksa apakah ada aplikasi yang dapat melakukannya untuk Anda! Kemungkinan besar, teknologi yang ada sudah dapat menyelesaikan masalah Anda dan mengotomatiskan proses tanpa memerlukan banyak usaha dan waktu dari Anda atau tim Anda, sementara Anda fokus menciptakan nilai bagi klien Anda.

Misalnya, tidak perlu lagi mengelola dan menetapkan tugas secara manual serta mengontrol siapa yang bertanggung jawab atas apa ketika ada begitu banyak aplikasi manajemen proyek yang hebat di luar sana.

6. Jaga Kehidupan di Luar Pekerjaan

Ini adalah kebenaran universal yang telah dipelajari oleh banyak pengusaha dengan cara yang sulit: jarang hanya pekerjaan yang menyebabkan burnout pada pengusaha. Biasanya, ini adalah kombinasi dari berbagai faktor eksternal, aspek gaya hidup, dan sifat kepribadian.

Kesehatan pikiran Anda langsung terkait dengan kesehatan tubuh Anda. Mengabaikan aktivitas fisik, makan makanan tidak sehat, tidur terlalu sedikit, merokok, dan minum terlalu banyak—semua ini berkontribusi pada burnout.

Jika Anda mengalami stres, sangat penting untuk belajar mengatasinya dengan cara yang sehat, baik melalui meditasi, olahraga, pijat, atau hal lain yang dapat membuat Anda rileks. Selain itu, pastikan Anda mengambil istirahat yang cukup dan berolahraga atau setidaknya berjalan-jalan juga selama jam kerja.

Kesimpulan

Burnout pada pengusaha dapat terjadi pada mereka yang ambisius dan bersemangat tentang apa yang mereka lakukan. Pengusaha yang menjalankan bisnis yang sukses pun rentan terhadap masalah ini. Namun, burnout sering mengajarkan pelajaran berharga dan memaksa seseorang untuk beralih ke gaya hidup yang lebih seimbang dan sehat.

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *