Hidup ibaratnya sebuah rollercoaster. Kadang ada di puncak keberhasilan, kadang terpuruk di dalam kegagalan. Tetapi yakinlah kegagalan adalah kunci kesuksesan di kesempatan berikutnya.
Sekarang coba bayangkan, ketika ada lowongan pekerjaan yang didamba-dambakan dan akhirnya memutuskan untuk mencoba melamar pekerjaan itu. Lalu mengirimkan CV ke perusahaan itu dan selang waktu beberapa hari diundang untuk ikut wawancara.
Ya… sepertinya situasinya berjalan dengan baik-baik saja, dan mulai timbul optimisme bahwa akan segera diterima bekerja di perusahaan itu.
Tetapi kemudian kenyataan berkata lain.
Ada sepucuk surat yang mengatakan – terima kasih sudah ikut mendaftar – dan perusahaan itu akhirnya memilih orang lain yang lebih sesuai.
Mungkin pada titik ini, kita merasa kecewa, sedih, dan bisa jadi marah.
Ya… itu adalah respon normal jika kita menerima kabar buruk. Namun, akan lebih bijaksana lagi untuk segera “move on” segera memperbaiki diri dan mencoba kembali di lain kesempatan.
Jangan Cepat Menyerah
Kebanyakan orang sukses tidak membiarkan kegagalan membunuh impian mereka.
Mungkin sempat terbersit perasaan kecewa dan patah arang. Tetapi kunci bagi mereka adalah segera bangkit dan mulai merencanakan langkah selanjutnya untuk menggapai kesuksesan. Ya…bisa jadi kegagalan kunci kesuksesan.
Bagaimana? Apakah merasa malu atau bersalah karena gagal?
Jangan khawatir, itu hal yang lumrah, karena sebagian besar dari kita telah ditanamkan sejak kecil untuk melihat kegagalan sebagai hal yang buruk. Namun sebenarnya pemahaman ini bisa saja salah. Kegagalan sebenarnya merupakan bagian penting dari kesuksesan.
Jangan Tergoda oleh Kesempurnaan
Sesungguhnya ketika kita menolak kegagalan, ada korelasinya dengan usaha untuk mencari kesempurnaan. Dan, kesempurnaan itu mustahil diraih.
Itu sebabnya sikap perfeksionis lebih cenderung merupakaan penundaan akut terhadap sebuah kenyataan.
Psychology Today dalam artikel mereka Pitfalls of Perfectionism, menyatakan bahwa orang-orang yang terus-menerus mencari kesempurnaan menghentikan diri mereka sendiri untuk terlibat dalam pengalaman yang lebih menantang.
Hal tersebut karena sikap perfeksionis menjadikan kurang kreatif dan inovatif daripada kebanyakan orang yang cenderung lebih suka mengambil risiko.
Sikap itu menyebabkan seseorang yang terlalu fokus pada kinerja mereka sendiri dan selalu cepat untuk membela diri. Fatalnya sifat-sifat ini malah mencegah untuk fokus terhadap suatu hal yang baru dan justru menentang pembaruan yang ada.
Berjuang untuk kesempurnaan tidak serta merta sama dengan berjuang untuk kesuksesan.
Pertama, mencari kesempurnaan adalah hal yang cukup bodoh dan sulit untuk diraih
Kedua, ada masalah lain yang harus dihadapi oleh seorang yang perfeksionis adalah ketika mereka gagal mencapai cita-cita, mereka merasa sedih, stress, dan depresi. Dan hal tersebut akan membuat kehidupan mereka terasa pahit dan sangat tertekan.
Jadi, lupakan mencari kesempurnaan, dan fokus untuk melakukan yang terbaik.
Mengapa Kegagalan adalah hal yang Bagus
Sebuah artikel di Majalah Forbes menjelaskan mengapa kegagalan adalah bahan penting untuk sukses. Artikel itu merujuk karya dua psikolog terkenal dunia (Daniel Kahneman dan Amos Tversky), yang pernah dianugerahi Hadiah Nobel. Temuan mereka adalah efek kerugian bisa menjadi dua kali lebih besar daripada keuntungan atas kesuksesan.
Pernahkah terpikirkan sebelumnya?
Maksudnya adalah bahwa kegagalan memiliki dampak negatif yang jauh lebih besar daripada dampak positif atas kesuksesan. Maka tidak mengherankan bahwa kebanyakan orang takut gagal.
Dan, disinilah sisi menariknya.
Kita ambil contoh Perusahaan Amazon Inc.
Amazon memiliki budaya yang toleran terhadap kegagalan. Founder dan CEO-nya Jeff Bezos, percaya bahwa budaya ini adalah salah satu yang menyebabkan mereka bisa sukses selama 25 tahun.
Kepada para pemegang saham, dia berkata:
“Kegagalan akan selalu datang dan tak terpisahkan dari suatu karya atau penemuan. Itu bukanlah sebuah pilihan. Kami paham hal itu dan percaya akan adanya kegagalan sejak awal dan bisa saja berulang hingga meraih apa yang dinamakan kesuksesan. ”
Yang benar adalah kegagalan bisa membuka berbagai macam peluang.
Bagaimana cara melakukannya?
Caranya adalah menemukan “jalan baru” dari sebuah kegagalan. Ada sebuah pembelajaran dari kesalahan yang telah terjadi sehingga bisa menjadi lebih baik di waktu berikutnya. Selain itu juga membantu mengidentifikasi apa yang berfungsi dan apa yang tidak.
Daripada melihat kegagalan merupakan sesuatu yang merugikan, sebaiknya melihatnya sebagai alat untuk menggapai kesuksesan. Alat yang akan membantu untuk terus memperbaiki perjalanan hidup Anda.
Baca juga: 10 Quotes Penyemangat untuk Sukses
Jika masih tidak yakin bahwa kegagalan kunci kesuksesan, maka lihatlah kutipan artikel berikut:
- J.K. Rowling pernah mengalami kegagalan tidak lama setelah lulus dari perguruan tinggi, menjadi pengangguran, pernikahannya hancur, dan hidup sebagai single parent. Namun, daripada menyerah, dia menggunakan kegagalan ini untuk mendorongnya menulis seri fantasi Harry Potter – seri buku terlaris dalam sejarah sebagai pelampiasan atas kegagalan itu.
- Walt Disney juga memiliki awal yang tidak mudah. Dia putus sekolah pada usia muda dalam gagal menjadi tantara, bisnis awalnya, Laugh-o-Gram Studios, bangkrut, dipecat dari harian Missouri karena dianggap “tidak cukup kreatif.” Namun apakah dia menyerah? Coba tanyakan saja pada Mickey Mouse.
- Michael Jordan pun sempat ada di periode kegagalan. “Saya telah melewatkan lebih dari 9.000 tembakan dalam karier saya. Saya telah kehilangan hampir 300 pertandingan. Saya telah gagal berulang kali dalam hidup saya. Dan dari situlah mengapa saya berhasil. “
“Merangkul” Kegagalan
Semoga ini bisa membuka mata Anda. Kegagalan telah lama dicap sebagai hal yang menakutkan. Tetapi percayalah bahwa kegagalan adalah kunci penting dari sebuah kesuksesan.
Baca juga:5 Keahlian Penting untuk Sukses dalam Karir
Intinya adalah mengembangkan pola pikir seorang juara atau pemenang. Seorang juara akan melihat kegagalan sebagai batu loncatan untuk menuju kesuksesan – dan suatu kekalahan sebagai pengalaman belajar yang penting sebagai bahan introspeksi ke depannya.
Jadi, apakah Anda siap untuk “merangkul” kegagalan? Dan selalu menanamkan mindset bahwa kegagalan adalah kunci kesuksesan?
Semoga Bisa.
Terima Kasih.