Seharian duduk di depan laptop atau komputer kantor dengan niat dan intensitas untuk menyelesaikan tugas terkadang dapat menimbulkan kebosanan sehingga terbersit keinginan kita untuk menunda suatu pekerjaan. Motivasi bekerja meningkat apabila niat dan perilaku suka menunda hilang.
Ketika niat itu ada, maka setelah waktu berlalu, kita baru tersadar ternyata belum atau sedikit tugas yang benar-benar kita kerjakan.
Pertanyaannya, kenapa sedemikian mudahnya kita menyerah, bahkan ketika kita tahu ada tugas itu benar-benar penting dan harus segera selesai. Hal itu bisa jadi merupakan gejala dimana kita mengalami kehilangan motivasi.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa otak manusia didorong oleh dua kekuatan motivasi yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal (atau intrinsik) adalah ketika kita melakukan sesuatu karena itu adalah menurut pandangan kita apabila dikerjakan akan menjadi bermanfaat dan sangat kita perlukan.
Sedangkan motivasi eksternal (atau ekstrinsik) adalah ketika kita melakukan sesuatu dikarenakan untuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman.
Setiap masing-masing motivasi tersebut bisa menjadi efektif. Motivasi internal sangat bagus untuk periode jangka panjang, namun motivasi eksternal bisa menjadi alat yang berguna dalam beberapa kasus, misalnya bisa mendorong kita untuk bekerja menyelesaikan tugas yang kita benci atau tidak ada minat sama sekali.
Kuncinya adalah cara mengetahui bagaimana memanfaatkan kedua jenis motivasi tersebut untuk dikolaborasikan sehingga tidak ada lagi sikap menunda-nunda pekerjaan dan kita menjadi lebih proaktif dalam bekerja. Berikut dijelaskan 5 resolusi yang bisa meningkatkan motivasi otak kita agar tetap produktif bahkan di saat kondisi terberat sekalipun:
1. Arahkan kepada tujuan yang lebih besar.
Saat kita mengalami penurunan motivasi, cobalah fokus pada apakah tujuan di balik segala sesuatu yang telah kita kerjakan dan bagaimana kita lebih “bermain” kepada tujuan yang lebih besar dari apa yang hendak kita raih.
Fokus pada tujuan yang lebih besar dapat memberikan perasaan seakan-akan mengerjakan sesuatu yang sangat luar biasa besar dan kita menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar tersebut bahkan melebihi diri kita sendiri. Sehingga, tindakan tersebut dapat memberikan sugesti positif yang memberikan efek kepada peningkatan motivasi ke dalam diri kita.
Misalnya, kita adalah seorang sales dari sebuah produk, selain berpikir untuk memasarkan dan menjual produk, kita juga berusaha memberikan nilai-nilai positif kepada diri para pelanggan dan bisa jadi bagi kehidupan mereka juga, atau tentang bagaimana bisnis kita akan berpengaruh terhadap dunia secara makro.
Ketika kita mempertimbangkan adanya efek “global” dari pekerjaan tim atau kelompok, maka tentunya kita akan lebih terhubung dengan keseluruhan tim dan akan lebih termotivasi untuk melakukan bagian pekerjaan kita.
2. Jangan berpikir berlebihan.
Berpikir berlebihan dapat mengakibatkan tugas yang sebenarnya sangat mudah menjadi terasa sulit untuk dikerjakan. Ketika kita berlebihan dalam memikirkan proyek atau pekerjaan yang sedang kita kerjakan, bisa jadi menyebabkan stres dan tekanan yang berlebihan juga.
Penelitian menunjukkan bahwa stres yang kronis dan kecemasan berlebihan dapat mengurangi volume otak kita. Sehingga berpikir rileks dan tenang ternyata lebih mampu untuk mengembalikan fokus kita untuk memecahkan masalah.
Untuk mengatasi kecenderungan berpikir secara berlebihan, pastikan untuk membuat tujuan yang kita ingin capai lebih sederhana dan mudah untuk diraih. Kemudian kita mem-breakdown tujuan kita menjadi beberapa bagian sehingga lebih mudah untuk dikelola. Fokuslah pada capain setiap langkah demi langkah.
Sehingga pada gilirannya akan terbersit motivasi untuk menuntasan pekerjaan sedikit demi sedikit, Karena kita bergerak maju selangkah demi selangkah untuk menuntaskan tugas yang diemban.
3. Atasi gejolak batin.
Pergolakan batin dapat membuat proses kreatif kita menjadi terkunci dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal tersebut bisa mengindikasikan kita terjebak ke dalam lingkaran pikiran yang negatif.
Kita berkata pada diri kita sendiri: “Apa solusi untuk masalah ini? Apa yang harus saya lakukan? Aku harus tahu ini! Semakin banyak pertanyaan di dalam batin akan menimbulkan pergolakan batin yang bisa jadi semakin membuat kita semakin terjebak di dalamnya.
Untuk mengatasinya, coba mulai untuk dengan bertanya kembali tetapi dari perspektif yang berbeda. Ambil napas dalam-dalam, rileks dan biarkan alam bawah sadar kita bekerja untuk menemukan jawabannya.
4. Lawan persepsi negatif.
Coba amati bagaimana perasaan kita saat akan mengerjakan tugas. Apakah ketakutan? Sehingga kemudian membayangkan tugas akan menjadi sangat menyiksa dan membosankan? Sebenarnya pola pikir kita sanggup menghalangi timbulnya motivasi dan inspirasi bahkan sebelum kita memulai pekerjaan.
Kita dapat mengubah persepsi negatif, seperti saat kita melatih pikiran untuk mendetoksifikasi kenangan buruk. menghilangkan sikap pesimistis dll.
Bayangkan memori kita semakin kecil dan meredup, seperti bola lampu yang hendak putus. Nah, sekarang waktunya menambahkan rincian baru ke dalam ingatan kita dan mengubahnya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Membuatnya mudah dikelola dan bayangkan kita terlibat dan menikmati pekerjaan.
Coba lakukan berulang-ulang, perlahan lahan ubah pikiran negatif menjadi suatu hal yang menyenangkan, sehingga perlahan-lahan bisa sirna di dalam pikiran.
5. Memperkuat kembali ingatan.
Cara lain memberi motivasi bekerja ke dalam diri kita adalah dengan memperkuat daya ingat ketika kita meraih kesuksesan dan bisa mencapai tujuan kita. Dengan melakukan ini, niscaya kita memperoleh “gambaran” positif yang dapat meningkatkan dan mendorong motivasi dan inspirasi.
Untuk melakukan hal ini, kita perlu mengingat sejelas mungkin momen-momen dimana kita meraih kesuksesan atau saat berhasil mencapai tujuan. Bayangkan ingatan itu seolah-olah itu sedang diputar di layar IMAX yang besar.
baca juga: Apa yang Memotivasi Kita dalam Hidup? 5 Langkah untuk Mencarinya
Buatlah ingatan menjadi terang dan jelas. Kemudian tingkatkan perasaan positif yang sedang dialami.
Lakukan ini berkali-kali dan kita akan menemukan bahwa ingatan positif yang pernah kita alami mencoba merefleksikan dan “mengemudikan” pikiran kita.