7 Dampak Negatif Media Sosial Pada Pengguna

Jika kita tidak dapat membayangkan hidup tanpa media sosial, kita mungkin sudah menjadi korban dari kekuatan yang dimiliki oleh situs jejaring sosial. Kemungkinannya adalah kita juga pernah mengalami beberapa dampak negatif dari media sosial atau medsos kepada orang yang menggunakannya.

Sayangnya, efek buruk dari media sosial terlalu nyata bagi kebanyakan orang. Mari kita lihat dampak negatif dari media sosial atau medsos yang terjadi setiap harinya

Bagaimana Media Sosial Buruk untuk Kita

Efek negatif dari media sosial berkaitan dengan fungsi fisik dan mental. Medsos dapat mengubah persepsi kita tentang dunia dan diri kita sendiri. Meskipun kita tidak mengesampingkan adanya efek positif medsos, tapi media sosial juga memiliki banyak kekurangan.

Jika kita sudah mengenali salah satu dampak negatif medsos ke kehidupan kita sendiri, mungkin sudah saatnya untuk mengurangi penggunaan medsos atau bahkan berhenti sama sekali menggunakan media sosial.

Berikut dampak negatif media sosial yang umumnya terjadi:

1. Depresi dan Kecemasan

Berapa waktu yang kita habiskan untuk browsing, chatting atau mengguanakan fitur lain di media sosial? Menghabiskan terlalu lama di medsos dapat memengaruhi suasana hati kita. Bahkan, pengguna yang kecanduan kronis lebih cenderung mengalami kesehatan mental yang buruk, termasuk gejala kecemasan dan depresi.

Media sosial memungkinkan kita melihat bagian terbaik dari kehidupan orang lain yang dipilih dengan cermat, yang kemudian mungkin kita bandingkan secara negatif di dalam kehidupan kita. Membandingkan diri dengan orang lain adalah jalan pasti menuju kecemasan, dan melalui media sosial hal itu lebih mudah dilakukan.

Jadi bagaimana menggunakan media sosial tanpa menyebabkan tekanan psikologis pada diri sendiri? Kuncinya adalah jumlah waktu yang dihabiskan di medos. Harus ada pembatasan penggunaan medsos misalnya hanya sekitar setengah jam per hari. Gunakan waktu secara bijak dan tepat serta jangan berlebihan.

2. Cyberbullying

Sebelum ada media sosial, intimidasi adalah sesuatu yang hanya mungkin dilakukan secara langsung dan bertatap muka. Namun, sekarang orang dapat menggertak dan mengintimidasi orang lain secara online. Sehingga muncul istilah cyberbullying, dan kebanyakan dari kita sudah melihat contoh langsung yang terjadi ke banyak orang.

Ketika media sosial membuat kita mudah bertemu orang baru dan menjalin pertemanan, hal itu juga bisa memungkinkan orang yang memiliki tabiat buruk untuk bisa menyakiti orang lain dan membuat orang lain tersinggung. Pelaku intimidasi sering menggunakan anonimitas yang disediakan jejaring sosial untuk mendapatkan kepercayaan orang dan kemudian meneror orang sudah yang sudah ditargetkan. Misalnya, mereka mungkin membuat profil palsu dan bersikap ramah kepada orang lain, kemudian mengkhianati dan mempermalukan mereka secara online.

Serangan online ini sering meninggalkan bekas luka mental yang dalam dan bahkan mendorong orang untuk bunuh diri dalam beberapa kasus. Dan ternyata, Cyberbullying tidak hanya memengaruhi anak-anak. Orang dewasa juga bisa menjadi korban penyalahgunaan online. Karena mungkin identitas dan wajah kita bisa tersamarkan, kita bisa menjadi beringas dan kejam di media sosial dan situs web lain tanpa disadari.

3. FOMO (Fear Of Missing Out)

Fear of Missing Out (FOMO) adalah fenomena yang lahir sekitar waktu yang bersamaan dengan kebangkitan media sosial. Tidak mengherankan, ini adalah salah satu efek negatif paling luas dari media sosial pada masyarakat.

FOMO persis seperti apa kedengarannya: suatu bentuk kecemasan ketika kitatakut kehilangan pengalaman positif atau kabar berita yang dimiliki orang lain. Misalnya, kita mungkin terus-menerus memeriksa pesan untuk melihat apakah ada yang mengundang kita keluar, atau terjebak dan monitoring terus terusan pada umpan Instagram sepanjang hari untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain yang lebih keren dari kita.

Ketakutan berasal dari bahan bakar konstan dari apa yang kita lihat di media sosial. Dengan meningkatnya penggunaan jaringan sosial, ada peluang yang lebih baik bagi kita untuk melihat bahwa seseorang sedang bersenang-senang dengan kita saat ini. Dan itulah yang menyebabkan FOMO.

4. Harapan yang Tidak Realistis

Seperti yang mungkin diketahui kebanyakan orang sekarang, media sosial membentuk harapan hidup dan persahabatan yang mungkin tidak realistis dan masuk akal.

Sebagian besar situs media sosial sangat minim otentifikasi online. Orang-orang menggunakan Snapchat untuk berbagi petualangan mereka yang mengasyikkan, memposting tentang betapa mereka sangat mencintai pasangannya di Facebook, dan memposting foto di Instagram mereka dengan foto-foto yang menakjubkan.

Namun pada kenyataannya, kita tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah ini lelucon atau nyata. Meskipun terlihat hebat di permukaan, orang itu bisa jadi memiliki hutang besar, dan memiliki n yang buruk dengan orang lain, dan putus asa, sehingga medsos adalah bentuk pelarian untuk mencari validasi.

Satu cara sederhana untuk keluar hal itu adalah berhenti berbohong di media sosial. Tetapi karena ketidakaslian dan ketidakautentikan malah menghasilkan banyak uang di Instagram dan YouTube, mungkin berhenti membohongi publik menjadi sulit dilakukan.

5. Citra Negatif Terhadap Tubuh

Berbicara tentang selebgram, jika kita melihat akun Instagram yang populer,kita akan menemukan orang-orang cantik yang luar biasa mengenakan pakaian mahal di tubuh mereka yang memiliki tubuh sempurna.

Hari ini, citra tubuh adalah masalah bagi semua orang. Tentu saja, melihat begitu banyak orang yang konon terlihat sempurna setiap harinya, membuat kita sadar betapa berbedanya kita dengan foto-foto itu. Dan tidak semua orang bisa sampai pada kesimpulan yang sehat di dalam situasi ini.

Sangat penting untuk diingat bahwa semua orang adalah manusia. Tidak ada yang bangun setiap hari kemudian terlihat seperti supermodel, dan sementara banyak orang telah berusaha keras untuk melatih tubuh mereka, itu tidak berlaku untuk semua orang yang hanya ingin terlihat bugar. Banyak orangvyang mencari ketenaran media sosial, kemudian mengambil jalan yang tidak sehat untuk bisa tampil lebih menarik.

Kelilingi diri kita dengan orang-orang yang mencintai kita apa adanya, dan kita tidak perlu stres dengan apa yang ditampilkan di instagram sehingga kita terlalu bekerja keras untuk menjadi seperti itu.

6. Pola Tidur Tidak Sehat

Selain meningkatkan kecemasan dan depresi, menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial dapat menyebabkan kita kurang tidur. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan media sosial memiliki efek negatif pada kualitas tidur kita.

Jika merasa pola tidur menjadi tidak teratur dan menyebabkan penurunan produktivitas, cobalah untuk mengurangi jumlah waktu penggunaan medsos.

Terkadang kita berjanji tidak akan lama-lama memeriksa notifikasi di medsos, tapi kemudian tanpa sadar kita malah kemudian menghabiskan waktu berjam-jam.  Jangan biarkan algoritma media sosial mencuri waktu tidur kita yang berharga.

7. Kecanduan

Media sosial bisa lebih membuat ketagihan daripada rokok dan alkohol. Medsos memiliki daya tarik yang kuat bagi banyak orang yang membuat mereka menggunakannya setiap saat tanpa batas waktu yang jelas.

Jika tidak yakin apakah kita kecanduan jejaring sosial, cobalah untuk mengingat kapan terakhir kali kita bisa sehari penuh tanpa memeriksa akun media sosial mana pun. Apakah kita mengalami penolakan akibat medsos? Dan jika kita tidak menggunakan medsos apakah kita merasa kosong dan tertekan?

Pada akhirnya,medsos ingin membuat kita terjebak selama mungkin sehingga mereka dapat menampilkan banyak iklan dan menghasilkan lebih banyak uang. Karena terkait ekonomi, situs-situs ini membutuhkan perhatian dan pemakaian dari kita selama mungkin.

Hanya karena kita sudah berlebihan menggunakan media sosial bukan berarti kita juga harus menghapus semua platform jejaring sosial. Namun, jika kita berpikir berhenti adalah solusi terbaik, mungkin itu bukan ide yang buruk. Bahkan, kita bisa mengetahui bagaimana rasanya keluar dari media sosial dengan bercerita secara langsung.

baca juga: 6 Dampak Positif Media Sosial Yang Perlu Diketahui

Cara Menangani Efek Negatif Media Sosial

Seperti halnya media lain, ada aspek baik dan buruk dari media sosial. Semua itu tergantung bagaimana kita memutuskan apakah menganggap medsos sebagai alat bantuan atau malah menjadi alat yang membahayakan diri kita sendiri.

Jika kita mengganggap media sosial memiliki dampak negatif pada kehidupan kita sehari-hari, maka kurangilah pemakaian atau malah berhenti sama sekali. Bijaklah dalam menggunakan media sosial.

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *