Apakah Anda pernah merasa tidak pantas berada di posisi Anda saat ini? Merasa seperti “penipu” yang suatu hari akan terbongkar? Jika ya, Anda mungkin sedang mengalami Sindrom Penipu. Sindrom ini bisa berdampak negatif pada kehidupan kerja Anda, membuat Anda merasa tidak mampu, meskipun pencapaian Anda menunjukkan sebaliknya.
Penelitian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Sindrom Penipu mempengaruhi 9-82% orang di tempat kerja, yang berarti kondisi ini cukup umum. Artikel ini akan membahas apa itu Sindrom Penipu dan bagaimana cara mengatasinya.
Apa Itu Impostor Syndrome?
Sindrom Penipu adalah perasaan terus-menerus bahwa Anda tidak pantas mendapatkan kesuksesan yang Anda raih. Meskipun tidak diakui secara resmi sebagai kondisi medis, banyak penelitian menunjukkan bahwa sindrom ini nyata dan dapat menimpa siapa saja, terlepas dari jenis pekerjaan atau tingkat karier.
Sindrom Penipu seringkali membuat seseorang merasa seperti penipuan, menganggap kesuksesan mereka adalah hasil dari keberuntungan semata, bukan karena keterampilan atau usaha mereka. Ini bisa menimbulkan konsekuensi seperti:
- Tekanan untuk bekerja lebih keras guna mengatasi kekurangan yang dirasakan.
- Rendah diri dan kurang percaya diri.
- Rasa bersalah karena merasa “menipu” rekan kerja.
- Stres kronis.
- Selalu mengantisipasi kritik atau kegagalan.
Tanda-tanda Anda mungkin mengalami Sindrom Penipu meliputi:
- Takut berbicara dalam rapat karena merasa kontribusi Anda kurang.
- Selalu ragu dengan keputusan yang Anda buat.
- Menghabiskan waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan karena ingin hasil yang sempurna.
- Sering bekerja melalui waktu istirahat atau lembur.
- Terlalu memikirkan bagaimana rekan kerja melihat Anda.
Semakin Anda terjebak dalam pola pikir ini, semakin kuat perasaan Sindrom Penipu. Namun, kabar baiknya adalah, sindrom ini bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat.
Gunakan Jurnal untuk Mengatasi Kekhawatiran
Sindrom Penipu sering kali memicu monolog kecemasan dalam diri Anda. Menuliskannya dalam jurnal dapat membantu mengurai pikiran tersebut dan mengurangi tekanan. Jurnal ini bisa berupa catatan harian atau aplikasi digital seperti ZenJournal atau Evernote yang memudahkan Anda menulis di mana saja.
Luangkan waktu khusus dalam sehari untuk menulis apa yang ada di pikiran Anda. Entah itu dalam bentuk paragraf atau poin-poin singkat, jurnal ini akan menjadi tempat Anda berbicara dengan diri sendiri. Dengan kebiasaan ini, Anda mungkin akan merasakan penurunan tingkat stres karena Anda sudah “menyuarakan” Sindrom Penipu tersebut.
Metode Teori A dan Teori B
Metode ini membantu Anda melihat situasi dari dua sudut pandang yang berbeda. Misalnya, Teori A adalah pikiran negatif seperti “Saya hanya berhasil menyelesaikan proyek ini karena bantuan orang lain.” Sementara itu, Teori B adalah cara berpikir yang lebih positif, seperti “Saya berhasil menyelesaikan proyek ini dan mendapat beberapa saran bermanfaat dari rekan kerja.”
Tuliskan kedua teori ini, sehingga Anda bisa melihatnya secara visual. Hal ini akan membantu Anda melihat bahwa pikiran negatif tersebut tidak selalu benar.
Buat Papan Umpan Balik
Sering kali, penderita Sindrom Penipu sulit menerima pujian. Membuat papan umpan balik, baik secara fisik maupun digital, bisa menjadi cara untuk mengingatkan diri Anda bahwa Anda memang pantas mendapatkan apresiasi tersebut. Gunakan aplikasi seperti Padlet untuk mengumpulkan semua komentar positif dari rekan kerja atau atasan Anda, yang bisa Anda lihat kembali saat merasa down.
Gunakan Aplikasi Mindfulness
Saat Anda merasa kewalahan dengan pekerjaan, penting untuk mengambil jeda sejenak. Meditasi mindfulness dapat membantu Anda meredakan kekhawatiran dan kembali fokus. Aplikasi seperti Headspace menawarkan meditasi khusus untuk Sindrom Penipu, serta sesi untuk meningkatkan harga diri dan mengurangi pikiran yang mengganggu.
Katakan Tidak pada Impostor Syndrom
Jangan biarkan Sindrom Penipu mengendalikan hidup Anda. Dengan tips di atas, Anda bisa mulai mengendalikan perasaan tidak percaya diri ini dan mengakui bahwa Anda memang layak untuk sukses.