Anda akhirnya mencapai akhir hari kerja—hari yang dimulai dengan memotong waktu tidur demi memulai daftar tugas lebih awal. Sepanjang hari, Anda makan siang di meja kerja agar tidak kehilangan momentum, mengabaikan panggilan dari keluarga dan teman untuk menghindari perasaan bersalah karena tidak bekerja, dan menambah proyek baru setelah menyelesaikan yang lain. Anda berhasil menolak segala hal yang menyerupai istirahat agar tetap fokus penuh pada kinerja dan kesuksesan kerja Anda. Sekarang, Anda kelelahan. Dan, jujur saja: Anda juga kecanduan kerja.
Ada sebagian dari diri Anda yang menyadari hal ini dan memahami betapa pentingnya segera menghadapi penyebab mendasar dari gaya kerja yang obsesif ini.
Namun, untuk saat ini, satu-satunya energi mental yang Anda miliki adalah mencari cara cepat untuk bersantai sehingga Anda bisa melakukannya lagi besok.
Apakah Anda Seorang Workaholic?
Secara sederhana, seorang workaholic adalah orang yang terobsesi dengan bekerja, baik di kantor, di rumah, saat berlibur, atau bahkan saat istirahat. Meskipun istilah ini pertama kali muncul pada awal 1970-an, kecanduan kerja belum banyak mendapat perhatian sebagai kondisi kesehatan mental.
Secara kasat mata, mungkin terlihat bahwa seseorang hanya berusaha tetap berada di puncak permainan atau mengendalikan pekerjaannya, tetapi masalah ini jauh lebih dalam.
Individu cenderung terobsesi dengan bekerja ekstra jam di kantor karena mereka menjadi tergantung secara emosional, sosial, dan fisik pada pekerjaan tersebut. Hal ini bisa menyebabkan ketergantungan yang tidak sehat di mana seseorang tidak bisa memisahkan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.
Tanda dan Gejala Kecanduan Kerja
Anda hanya dapat mengatasi kecanduan kerja dengan efektif jika Anda memahami tanda-tandanya. Meskipun lebih mudah untuk mengenali kecanduan kerja pada orang lain, menemukannya dalam diri Anda sendiri membutuhkan kesadaran diri.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kecanduan kerja, berikut adalah tanda-tanda yang paling umum:
- Terus-menerus berpikir untuk mengosongkan lebih banyak waktu demi menyelesaikan pekerjaan, meskipun tidak ada tenggat waktu yang mendesak.
- Hobi yang dulu dinikmati telah lama ditinggalkan demi mencapai kemajuan dalam karier profesional.
- Obsesi yang tidak sehat dengan kesuksesan kerja; jika ditanya tentang hidupnya, pekerjaan adalah sorotan dari cerita mereka.
- Anggota keluarga atau orang yang dicintai mulai mengeluh merasa jauh, diabaikan, dan bahkan tidak dicintai.
- Menggunakan pekerjaan untuk menghindari tanggung jawab, konfrontasi, perasaan bersalah, kecemasan, dan depresi.
- Kehilangan tidur, baik karena bekerja atau memikirkan pekerjaan, yang menyebabkan mudah marah dan perubahan suasana hati.
Dari tanda-tanda di atas, jelas bahwa kecanduan kerja tidak hanya memengaruhi individu yang mengalaminya, tetapi juga berdampak pada orang-orang di sekitar mereka. Setelah Anda mengenali tanda-tanda ini dalam diri Anda dan menyadari bahwa Anda mengalami kecanduan kerja, Anda perlu segera mengatasinya.
Masalah yang Berhubungan dengan Kecanduan Kerja
Meskipun kecanduan kerja mungkin tampak umum, dampaknya sangat serius. Dalam banyak kasus, individu menghabiskan banyak waktu bekerja berjam-jam yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
Terkadang mereka bekerja untuk menghindari masalah atau kenyataan hidup, menjadikan pekerjaan sebagai tempat berlindung. Namun, ini membuat mereka mudah terputus dari realitas dan terjebak dalam pola kerja yang tidak sehat.
Berikut beberapa masalah yang umum terjadi akibat kecanduan kerja:
- Kehilangan kontak dengan kehidupan pribadi dan keluarga. Mereka menjauhkan orang-orang terdekat dengan menutup diri.
- Kesehatan fisik terdampak negatif; kurang tidur, istirahat, makan, dan olahraga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
- Kehilangan kontak dengan kewajiban sosial dan menjadi lebih introvert.
- Ketergantungan psikologis pada pekerjaan hingga melewati batas kelelahan.
- Ketika beban kerja rendah atau kehilangan pekerjaan, mereka rentan merasa tidak stabil dan dapat melakukan tindakan destruktif.
Cara Mengatasi Kecanduan Kerja
Berikut adalah beberapa solusi sementara untuk meredakan ketegangan akibat kecanduan kerja hingga Anda siap untuk mengubah pendekatan Anda terhadap pekerjaan.
1. Jalan-Jalan Sebentar
Setelah menutup komputer dan menjauh dari meja kerja, kenakan sepatu dan keluar rumah. Berjalan telah lama diidentifikasi sebagai cara efektif untuk merilekskan pikiran dan tubuh. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa berjalan cepat dapat meredakan stres dan ketegangan.
Latihan ringan ini memicu pelepasan endorfin, bahan kimia otak yang merangsang relaksasi. Jika waktu Anda terbatas, berjalan selama 10 menit saja sudah cukup untuk meredakan stres dan mengatur ulang pikiran.
Jika energi Anda sangat habis, coba meditasi berjalan dengan kecepatan lebih lambat. Meditasi berjalan, yang sering dipraktikkan dalam agama Buddha, berfokus pada langkah yang diambil dengan napas yang disengaja dan rasa syukur yang mendalam. Ini dapat membantu Anda bersantai hanya dalam waktu 10 menit.
2. Berbaring di Bawah Selimut Berbobot
Bagi banyak orang, tidur siang adalah solusi ideal untuk memulihkan tubuh dan otak setelah bekerja berjam-jam. Namun, jika Anda kecanduan bekerja, Anda mungkin tidak bisa dengan mudah melepaskan diri dari proyek yang belum selesai.
Selimut berbobot mungkin bisa membantu. Jenis selimut ini berkisar antara 5 hingga 30 kilogram dan dirancang untuk membuat Anda merasa nyaman dan aman seperti pelukan yang menenangkan. Selimut ini memberikan “terapi tekanan,” yang membantu menenangkan sistem saraf Anda dan menurunkan detak jantung Anda saat stres.
Beberapa ahli merekomendasikan berbaring di bawah selimut berbobot selama 20-30 menit. Setelah berbaring, Anda mungkin akan tertidur dalam waktu singkat.
3. Dengarkan Musik Relaksasi
Musik sering kali menjadi cara ampuh untuk merangsang suasana hati yang baik. Jika Anda kecanduan bekerja dan ingin melepaskan ketegangan yang menumpuk akibat fokus intens pada produktivitas, nyalakan layanan streaming musik favorit Anda dan putar beberapa lagu yang menenangkan. Penelitian menunjukkan bahwa “musik dengan ritme 60 ketukan per menit dapat menyebabkan otak Anda sinkron dengan irama” dan menciptakan gelombang otak alfa, yang muncul saat Anda rileks.
Salah satu contohnya adalah musik Otis Redding. Spotify memiliki daftar putar berjudul “60 bpm” yang mencakup beberapa lagu Redding seperti “My Girl” dan “These Arms of Mine.” Anda juga bisa melakukan riset sendiri untuk membuat daftar putar khusus.
4. Tersenyum
Tersenyum itu mudah, cepat, dan memiliki banyak manfaat relaksasi. Meskipun tersenyum mungkin terasa canggung tanpa alasan, penelitian menunjukkan bahwa tindakan sederhana ini dapat efektif dalam mengurangi respons stres tubuh dan menurunkan detak jantung setelah aktivitas yang menegangkan.
Tersenyum memicu pelepasan dopamin dan endorfin, yang merupakan pembawa pesan kimiawi yang membantu meningkatkan suasana hati Anda. Ini menjadikan tersenyum sebagai cara yang cerdas dan efektif untuk meredakan ketegangan.