Terkadang orang kebingungan dengan istilah Cloud Computing atau Komputasi Awan. Kebanyakan orang beranggapan “lokasinya pasti ada di awan”. Sebagian lagi melempar candaan, kenapa harus awan, kenapa tidak di tanah atau di air saja.
Jadi Cloud Computing itu sebenarnya ada di mana saja.
Sebagian besar aplikasi online sekarang sudah secara intensif menggunakan Komputasi Awan dengan berbagai cara.
Komputasi Awan berperan terhadap kekuatan komputerisasi data di aplikasi-aplikasi ternama seperti Facebook, Twitter, Netflix, iCloud, Google Drive dan lain sebagainya.
Apa itu Cloud Computing?
Menurut Wikipedia, Komputasi Awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi’) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’).
Layanan Komputasi Awan bisa berupa server, penyimpanan online, basis data, jaringan, analitik, dan bahkan seluruh cloud platforms.
Dari sisi pengembangan dan layanan, Komputasi Awan dibayar sesuai pemakaiannya saja. Artinya kita hanya perlu membayar sebesar sumber daya Cloud Computing yang digunakan saja.
Bermigrasi ke Cloud Computing adalah suatu perubahan nyata dari infrastruktur bisnis internet, di mana suatu organisasi atau perusahaan akan membeli dan memelihara perangkat kerasnya atau hardware sendiri.
Komputasi Awan memungkinkan untuk berbagi sumber daya hardware, membantu menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi infrastruktur, dan meningkatkan skala bisnis untuk kepentingan bisnis, customer, dan pengguna lainnya.
Cloud computing sebenarnya telah ada sejak tahun 1960, ketika suatu organisasi atau perusahaan bisa menyewa sebuah mainframe.
Namun, Amazon-lah yang mempopulerkan konsep Komputasi Awan pada tahun 2006 dengan Cloud Compute Cloud (EC2), sehingga istilah “Cloud Computing ” akhirnya menjadi makin populer.
Bagaimana Cara Kerja Cloud Computing?
Situs web dan aplikasi dijalankan menggunakan suatu yang dinamakan front end and back end.
Front end adalah bagian yang berinteraksi dengan pengguna, seperti akun Facebook atau Google Drive. Back end adalah aspek Cloud computing, yang berisi layanan atau kode aplikasi, layanan monitoring, basis data, penyimpanan, dan banyak lagi.
Penyedia Komputasi Awan terbesar tentunya memiliki gudang yang sangat besar yang dipenuhi dengan server yang dikhususkan untuk menyediakan layanan Komputasi Awan.
Aspek intinya adalah Komputasi Awan memberi kemudahan akses dari mana saja dengan koneksi internet. Tidak masalah jika berada di tempat yang saling berjauhan, layanan cloud computing tetap dapat memberikan layanan yang sama.
Saat ini, Cloud computing memiliki beberapa model yang berbeda, yang memberikan berbagai jenis layanan.
- Infrastructure as a Service (IaaS) adalah layanan Komputasi Awan yang menyediakan situs atau layanan dengan suatu backend infrastruktur. Infrastruktur penyebarannya bervariasi dan sangat fleksibel, hal ini menjadikan IaaS salah satu model Cloud computing paling populer saat ini
- Platform as a Service (PaaS) membantu organisasi memberikan seluruh platform online, dan merawat hardware dan software. Salah satu perbedaan utama dari IaaS ke PaaS adalah IaaS memiliki berbagai alat pengembangan dan kerangka kerja yang tersedia bagi developer, yang memungkinkan untuk pembuatan suatu aplikasi dan layanan yang kompleks.
- Software as a Service (SaaS) adalah penggunaan Komputasi Awan untuk mengirimkan layanan aplikasi online. SaaS adalah model komputasi awan yang sebagian besar digunakan masyarakat umum pada saat ini.
Ada dua model penyebaran Komputasi Awan utama yaitu:
- Full cloud yang artinya sepenuhnya ada di lingkungan Komputasi Awan. Aplikasi dikembangkan atau dimigrasikan ke Cloud Computing.
- Hybrid cloud yang memungkinkan infrastruktur dan aplikasi menggunakan teknologi komputasi awan tanpa migrasi penuh. Penerapan hibryd, memungkinkan produk dan layanan memperoleh beberapa manfaat utama Cloud computing tanpa mengorbankan sistem internal yang dimiliki.
Apa itu Public Cloud?
Public Cloud adalah layanan cloud computing, seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, atau Google Cloud, yang terbuka untuk siapa saja untuk membeli dan menggunakannya. Biasanya, Public Cloud mengenakan biaya atas sumber daya yang dikonsumsi selama periode penagihan tertentu.
Sebaliknya, Private cloud adalah lingkungan Komputasi Awan yang hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu saja.
Private cloud terkadang disebut sebagai cloud internal atau cloud corporate, karena cloud ini memberikan manfaat yang sama dengan public cloud — dari segi infrastruktur, skalabilitas, manajemen biaya — tanpa banyak gangguan negatif, seperti masalah keamanan dan privasi.
Pada tingkat dasar, semua orang menggunakan layanan cloud computing yang sama. Yang membedakan hanyalah model, penyebaran, dan produk yang dihasilkan.
Keuntungan Cloud Computing
Ada beberapa keuntungan cloud computing untuk pengguna akhir.
Keuntungan utama adalah data selalu tersedia di komputer mana pun via internet. Setelah login ke Dropbox, Google Drive, iCloud, atau lainnya, kita dapat mengakses file dan dokumen yang sama seperti misalnya kita menyimpan di harddrive PC atau laptop kita.
Komputasi Awan meluas ke layanan lain seperti Google Docs, Sheets, dan Slides, yang memungkinkan kita untuk mulai bekerja di satu lokasi dan selesai di lokasi lain, dengan sedikit perbedaan di antara keduanya.
Komputasi Awan juga telah merevolusi penggunaan komputer.
Sekarang tidak perlu membawa desktop atau laptop ke mana-mana untuk mengakses cloud computing, cukup menggunakan smartphone, tablet atau semacam Chromebook saja.
Aspek lain dari Komputasi Awan adalah penyimpanan data digital yang berukuran besar bisa digunakan oleh khalayak umum.
Meng-upload dan menyimpan ratusan gigabyte foto sudah sangat lazim sekarang. Cloud computing juga merupakan cara yang murah dan mudah untuk membackup atau mencadangkan file dari smartphone.
Kelemahan Cloud Computing
Kelemahan terbesar dari Komputasi Awan adalah sangat membutuhkan koneksi internet untuk mengakses layanan.
Jika belum melakukan sinkronisasi data via internet, kemungkinan besar file tidak dapat diakses. Apalagi jika ada gangguan jaringan internet, sangat mustahil bisa mengakses Komputasi Awan.
Kelemahan selanjutnya adalah masalah keamanan dan privasi.
Karena layanan dan aplikasi cloud computing harus selalu online, ada ancaman terkait pencurian atau perusakan data baik dari pihak pengguna atau layanan. Misalnya, apakah Anda tahu bahwa beberapa jenis ransomware dapat mengenkripsi penyimpanan cloud?
baca juga: 5 Hal Tentang Ransomware Yang Harus Diketahui
Beberapa varian ransomware tidak hanya menyerang hard drive utama saja, tetapi bahkan ke drive sistem yang lain – termasuk penyimpanan cloud. Jadi pertimbangkanlah matang-matang bagaimana Anda membuat cadangan file Anda dan di mana menyimpannya.
Kelemahan ketiga yaitu explorasi data dari kebiasaan pengguna internet. Karena banyak layanan cloud paling populer benar-benar gratis, tetapi di sisi lain pihak penyedia menjadikan data dan perilaku pengguna sebagai bahan untuk “diperjualbelikan” sebagai imbalannya, yang pada gilirannya menciptakan masalah keamanan dan privasi.
Layanan Komputasi Awan juga menghilangkan kontrol dari pengguna, apabila melalui sebuah ekstensi. Anda dapat mengunduh foto dan menyinkronkan file ke computer, tetapi tidak dapat mengontrol layanan dan penggunaannya.
Kesimpulan
Layanan Komputasi Awan telah secara masif digunakan di berbagai sektor industri. Hal itu terlihat dari pengeluaran untuk public cloud di seluruh dunia ternyata akan meningkat dari $182 miliar pada tahun 2018 menjadi $331 miliar pada tahun 2022, menurut rilis Survei Perusahaan riset global, Gartner.
Cloud computing jelas sangat berpengaruh ke dunia digital.
Banyak perusahaan mungkin masih mengadopsian komputasi awan pada tahap awal saja. Namun seiring dengan koneksi internet yang lebih cepat dan perluasan teknologi 5G, akan memberikan peluang lebih banyak lagi layanan untuk beralih ke Komputasi Awan sepenuhnya.