Membangun mindset kewirausahaan dapat sangat membantu ketika menghadapi tantangan ini. Menerapkan strategi dan alat tertentu untuk mengatasi jebakan dapat membantu wirausahawan pulih dengan cepat atau bahkan menghindari jebakan tersebut sama sekali.
Berikut adalah tujuh langkah praktis yang dapat Anda gunakan untuk membangun mindset kewirausahaan dan membantu bisnis Anda berkembang.
1. Buat Struktur Anda Sendiri
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh wirausahawan baru adalah kurangnya struktur. Jika sebelumnya Anda memiliki pekerjaan, kemungkinan besar Anda memiliki jadwal yang ditentukan: datang ke kantor pada jam tertentu, istirahat makan siang selama satu jam, dan pulang setelah delapan jam bekerja.
Namun, ketika Anda bekerja untuk diri sendiri, sedikit sekali struktur yang dapat membantu Anda bertanggung jawab atas tujuan-tujuan Anda. Ini bisa membuat wirausahawan bingung setelah sekian lama mengikuti struktur yang dibuat oleh orang lain. Anda mungkin tergoda untuk tidur lebih lama atau mengisi hari Anda dengan aktivitas yang tidak mendukung kemajuan bisnis.
Anda harus membangun struktur Anda sendiri dan berpegang teguh padanya. Ketahui jadwal Anda, buat rencana penjualan, dan detailkan proses onboarding klien. Jangan biarkan kurangnya struktur menghancurkan bisnis Anda.
Sebaliknya, jangan pula membebani diri sendiri. Banyak wirausahawan yang bekerja dari fajar hingga larut malam, bahkan tanpa menyadarinya. Menjadi tersedia sepanjang waktu dan pada akhir pekan mungkin tampak seperti bagian normal dari kewirausahaan, tetapi Anda tidak bisa membangun bisnis yang berkelanjutan dengan cara itu.
Cermati jadwal yang paling masuk akal dan sukses untuk Anda dan bisnis Anda. Kemudian, tetapkan dan patuhi itu. Batasan sangat penting dalam membangun mindset kewirausahaan.
2. Jangan Lakukan Semua Hanya Karena Anda Bisa
Fenomena menarik yang terjadi ketika bisnis Anda mulai berjalan adalah munculnya berbagai peluang. Beberapa dari peluang ini cukup menggoda, dan jika Anda belum menciptakan struktur dalam bisnis Anda, mudah untuk berkomitmen berlebihan.
Mengatakan ya pada setiap kesempatan yang datang adalah cara pasti untuk merusak bisnis Anda.
Mengadopsi mindset untuk lebih selektif dalam menggunakan waktu dan sumber daya bisa jadi sulit ketika baru memulai, tetapi ini bisa membantu Anda tetap fokus pada misi dan visi Anda.
Jika ada klien potensial yang datang namun tidak sesuai dengan visi Anda, jangan terima hanya karena Anda putus asa untuk menambah klien. Tetap pada misi Anda, bangun bisnis Anda agar sesuai dengan visi Anda, peroleh bukti sosial dari klien yang solid yang sesuai dengan misi dan visi Anda, dan sisanya akan mengikuti.
Jangan biarkan hal-hal yang berkilauan mengalihkan perhatian Anda.
3. Bicarakan Tentang Apa yang Anda Lakukan
Anda mungkin diajarkan untuk tidak membicarakan topik sensitif seperti uang, politik, atau agama dengan orang lain atau diberitahu bahwa membicarakan pekerjaan Anda dianggap tidak sopan. Namun, ketika Anda menjalankan bisnis sendiri, Anda harus terbiasa membicarakannya dengan semua orang yang Anda temui.
Pertemuan kebetulan, percakapan saat mengantri di kedai kopi, atau orang yang duduk di sebelah Anda di pesawat mungkin saja menjadi klien baru atau pengenalan kepada klien baru.
Keluar dari mindset bahwa berbicara tentang diri Anda adalah hal yang tabu. Ceritakan kepada siapa saja yang mau mendengar tentang bisnis Anda, tentu tanpa menjadi berlebihan.
Penting untuk memiliki bahan pembicaraan yang tidak terkesan memaksa, sesuatu tentang bisnis Anda yang dapat menarik audiens yang luas. Ini bisa berupa guyonan ringan tentang layanan yang bisnis Anda tawarkan atau bagaimana Anda memulainya yang bisa Anda sebutkan kepada orang asing dalam percakapan santai.
Dalam membangun mindset kewirausahaan, penting untuk memiliki bahan pembicaraan ini dalam ‘arsenal pembicaraan kecil’ Anda.
4. Rendah Hati
Ketika saya bertemu seorang wirausahawan, saya selalu bisa menilai apakah mereka sudah lama berkecimpung dalam bisnis atau baru saja memulai.
Seorang wirausahawan yang berpengalaman adalah seseorang yang memiliki bekas luka pertempuran. Menjadi seorang wirausahawan bisa menguji ketahanan seseorang dan meninggalkannya dengan sepotong besar kerendahan hati.
Bersikaplah rendah hati ketika Anda baru memulai. Terima bantuan, nasihat, dan dukungan dari mereka yang telah datang sebelum Anda. Karena Anda sedang membangun sesuatu yang belum pernah dibangun sebelumnya—bahkan jika Anda menjual produk yang identik dengan orang lain, itu masih baru bagi Anda.
Anda akan menghadapi kesalahan, pelanggan yang marah, masalah karyawan, masalah produk, dan sejenisnya seiring Anda belajar dan tumbuh. Tetaplah rendah hati, sehingga Anda dapat melewati kurva belajar dengan sedikit kurang terluka.
5. Masalah Mencari Solusi
Ini adalah konsep dalam pemrograman yang pernah saya dengar dan sangat saya sukai: “Jangan membuat solusi untuk masalah yang tidak dimiliki orang.”
Alihkan mindset Anda dari menciptakan sesuatu yang “cerdas” menjadi menciptakan sesuatu yang benar-benar memecahkan masalah. Jika Anda telah menciptakan solusi untuk masalah yang tidak dimiliki siapa pun, Anda berada dalam masalah besar.
Sebaliknya, fokuslah pada jenis orang yang ingin Anda layani dan pecahkan masalah mereka. Periksa audiens target Anda. Apa yang mereka butuhkan yang saat ini belum mereka miliki?
Jika Anda dapat menjawab pertanyaan ini, akan ada permintaan instan untuk produk atau layanan Anda. Jika Anda tidak menyediakan solusi untuk audiens Anda, produk Anda akan menjadi tidak relevan dan jauh lebih sulit untuk dijual.
6. Jangan Jatuh Cinta dengan Produk Anda
Seringkali, bisnis yang Anda mulai bukanlah bisnis yang Anda akhiri. Pasar berubah, kebutuhan pelanggan berubah, dan Anda perlu berubah bersama dengan itu.
Jatuh cinta dengan produk atau layanan Anda dapat membuat Anda terjebak dalam mindset yang kaku, tidak memungkinkan Anda melihat peluang di depan Anda. Ini bisa membuat Anda terjebak dan menghambat inovasi.
Membangun mindset kewirausahaan berarti terus-menerus mencari cara untuk memecahkan masalah pelanggan Anda, bahkan jika itu berarti mengubah produk atau layanan Anda untuk melakukannya. Ini menjaga Anda dari jatuh cinta begitu dalam dengan produk Anda sehingga Anda menjadi usang.
Sering kali, saya melihat wirausahawan yang sangat fokus pada ide awal mereka sehingga mereka kehilangan pandangan akan mindset ini. Memiliki fleksibilitas semacam ini, memungkinkan produk atau layanan Anda berubah menjadi sesuatu yang diinginkan oleh pelanggan Anda, akan menjaga bisnis Anda tetap relevan dan sukses.
7. Aktivitas Menghasilkan Pendapatan vs. Aktivitas Tidak Menghasilkan Pendapatan
Jangan terjebak dalam pekerjaan sibuk yang tidak menghasilkan uang. Jika Anda merasa sangat sibuk, buat daftar tugas dan catat semuanya di atas kertas. Setelah selesai mencatat semuanya, pisahkan setiap tugas ke dalam kolom “menghasilkan pendapatan” dan “tidak menghasilkan pendapatan”.
Pastikan Anda bekerja pada kolom menghasilkan pendapatan setiap hari, dan jangan biarkan tugas yang tidak menghasilkan uang menghabiskan hari Anda.
Memprioritaskan juga merupakan alat yang sangat berguna. Setelah Anda memilah-milah tugas yang menghasilkan pendapatan, letakkan mereka dalam urutan kepentingan. Selesaikan tugas yang paling penting atau kompleks terlebih dahulu, dan Anda akan berada di jalur menuju usaha bisnis yang sukses.
Kesimpulan:
Baik Anda seorang wirausahawan pemula atau seorang profesional berpengalaman, membangun mindset kewirausahaan adalah kunci. Menetapkan batasan, membuat keputusan bijak tentang dengan siapa Anda bekerja, berbagi usaha Anda dengan dunia, tetap rendah hati, menjadi pemecah masalah, tetap realistis, dan menjaga prioritas Anda akan membantu Anda meraih kesuksesan yang luar biasa.
Mengambil langkah-langkah ini untuk mempersiapkan diri Anda menuju kesuksesan adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan dalam perjalanan kewirausahaan Anda.