7 Kesalahan Finansial yang Sering Dilakukan di Usia 20-an (dan Cara Menghindarinya)

Usia 20-an adalah masa yang penuh dengan peluang dan tantangan. Pada fase ini, kamu mungkin mulai merasakan kebebasan finansial pertama kali—memiliki pendapatan sendiri dan mulai mengelola uang dengan cara yang kamu anggap benar. Namun, di balik semua kebebasan ini, ada risiko terjebak dalam kebiasaan finansial yang buruk yang dapat berdampak negatif di kemudian hari.

Untuk membantu kamu menjaga stabilitas keuangan dan membangun masa depan yang lebih baik, berikut adalah 7 kesalahan finansial yang sering dilakukan di usia 20-an dan cara menghindarinya:

1. Mengabaikan Nilai Waktu dalam Pengeluaran

Pernahkah kamu berpikir untuk menghitung nilai waktu yang kamu tukar dengan barang yang kamu beli? Misalnya, ketika kamu memutuskan untuk membeli sepatu bermerek seharga Rp 2.000.000, pertimbangkan berapa lama kamu harus bekerja untuk memperoleh uang tersebut. Jika penghasilan kamu Rp 50.000 per jam, artinya kamu harus bekerja selama 40 jam atau lima hari penuh untuk membeli sepatu tersebut. Pertanyaannya, apakah sepatu itu benar-benar sepadan dengan waktu dan usaha yang kamu keluarkan?

Solusi: Sebelum melakukan pembelian besar, hitung biaya dalam bentuk jam kerja. Jika barang tersebut tidak sepadan dengan waktu yang kamu habiskan untuk bekerja, pertimbangkan untuk menunda atau mencari alternatif yang lebih terjangkau.

2. Menggunakan ATM Bank Lain dan Biaya yang Tersembunyi

Di Indonesia, penggunaan ATM bank lain seringkali menjadi pilihan karena mudah ditemukan. Namun, tahukah kamu bahwa setiap kali kamu menarik uang dari ATM bank lain, kamu mungkin dikenakan biaya tambahan hingga Rp 7.500–Rp 25.000 per transaksi? Biaya ini bisa bertambah jika kamu sering melakukannya.

Solusi: Rencanakan penarikan tunai kamu dengan lebih baik dan pastikan untuk selalu menggunakan ATM bank sendiri. Selain itu, pertimbangkan untuk menggunakan layanan dompet digital seperti OVO, Dana, atau GoPay yang dapat mengurangi kebutuhan akan uang tunai dan sering menawarkan promo atau cashback.

3. Membayar Biaya Administrasi Bank

Masih banyak bank di Indonesia yang mengenakan biaya administrasi bulanan pada rekening tabungan atau giro. Biaya ini mungkin terlihat kecil, tetapi jika dijumlahkan, bisa mencapai ratusan ribu rupiah per tahun. Selain itu, beberapa bank juga mengenakan biaya tambahan jika saldo kamu berada di bawah jumlah minimum tertentu.

Solusi: Pilih bank yang menawarkan rekening tabungan tanpa biaya administrasi atau pertimbangkan untuk menggunakan bank digital yang sering kali menawarkan lebih banyak keuntungan, seperti bebas biaya administrasi dan bunga tabungan yang lebih tinggi.

4. Membeli Barang Murah yang Tidak Tahan Lama

Sangat menggoda untuk membeli barang dengan harga murah, terutama ketika kamu mencoba menghemat uang. Namun, barang-barang dengan harga murah seringkali memiliki kualitas rendah dan tidak bertahan lama. Misalnya, membeli pakaian murah yang cepat pudar atau rusak setelah beberapa kali dicuci mungkin menghemat uang dalam jangka pendek, tetapi justru lebih mahal dalam jangka panjang karena harus menggantinya lebih sering.

Solusi: Investasikan uang kamu dalam barang-barang berkualitas yang lebih tahan lama. Meskipun harganya lebih mahal di awal, kamu akan menghemat uang dalam jangka panjang karena tidak perlu sering menggantinya. Contoh lain yang relevan adalah memilih smartphone dengan spesifikasi yang memadai untuk penggunaan jangka panjang daripada membeli yang termurah tetapi cepat rusak atau ketinggalan zaman.

5. Terlilit Hutang Kartu Kredit

Di usia 20-an, banyak orang tergoda untuk menggunakan kartu kredit karena kemudahan dan keuntungan seperti cashback atau poin reward. Namun, suku bunga yang tinggi bisa menyebabkan hutang kartu kredit cepat menumpuk jika tidak dilunasi setiap bulan. Misalnya, dengan suku bunga sebesar 2,25% per bulan (27% per tahun), hutang Rp 10.000.000 bisa berkembang menjadi Rp 12.700.000 dalam setahun jika hanya membayar minimum payment.

Solusi: Gunakan kartu kredit secara bijak dan selalu usahakan untuk membayar penuh tagihan setiap bulan. Jika kamu merasa sulit mengendalikan penggunaan kartu kredit, pertimbangkan untuk membatasi penggunaan atau beralih ke kartu debit yang menggunakan saldo rekening langsung.

6. Tidak Berani Bernegosiasi untuk Mendapatkan Penawaran Lebih Baik

Di Indonesia, negosiasi mungkin tidak selalu menjadi hal yang umum, tetapi bisa sangat menguntungkan. Baik itu untuk suku bunga kredit, asuransi, atau bahkan harga barang, negosiasi bisa menghemat banyak uang. Sayangnya, banyak orang merasa canggung atau malu untuk menawar.

Solusi: Jangan takut untuk bernegosiasi. Sebelum membeli sesuatu atau menandatangani kontrak, coba tanyakan apakah ada diskon atau penawaran khusus yang bisa kamu dapatkan. Misalnya, saat memperpanjang asuransi mobil, jangan ragu untuk membandingkan beberapa penyedia asuransi dan meminta penawaran terbaik dari mereka.

7. Mengabaikan Peluang Investasi dan Tabungan Jangka Panjang

Kamu mungkin merasa bahwa masih ada banyak waktu untuk mulai menabung atau berinvestasi. Namun, setiap tahun yang kamu lewatkan tanpa berinvestasi berarti potensi keuntungan yang hilang. Contoh sederhana adalah kebiasaan membeli kopi di kafe setiap hari. Jika kamu menghabiskan Rp 30.000 setiap hari, dalam satu tahun kamu telah menghabiskan Rp 10.950.000 hanya untuk kopi. Uang tersebut bisa digunakan untuk memulai investasi atau menambah tabungan masa depan.

Solusi: Mulailah menyisihkan sebagian penghasilan kamu untuk investasi atau tabungan, bahkan jika jumlahnya kecil. Misalnya, kamu bisa memulai dengan menabung di reksa dana atau deposito yang lebih aman. Dengan memulai lebih awal, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk menikmati hasilnya di masa depan.

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *