Dalam sebuah percakapan, jenis pertanyaan yang Anda ajukan dapat menentukan arah, kedalaman, dan hasilnya. Terdapat tujuh jenis pertanyaan yang dapat membantu Anda menggali informasi baru, mengonfirmasi apa yang Anda ketahui, atau menciptakan koneksi lebih dalam dengan lawan bicara Anda. Berikut adalah panduan lengkap tentang cara menggunakan pertanyaan secara efektif dalam percakapan.
1. Pertanyaan Klarifikasi: Membuka Awal Percakapan
Pertanyaan klarifikasi digunakan untuk memahami sesuatu lebih baik, membuat orang lain merasa didengar, dan menghindari kesalahpahaman. Jenis pertanyaan ini sangat ideal sebagai pembuka percakapan karena spesifik dan langsung. Contohnya:
- “Apa yang membuat Anda memilih karier ini?”
- “Bagaimana pengalaman Anda dalam situasi tersebut?”
Pertanyaan seperti ini tidak hanya menciptakan suasana nyaman tetapi juga membantu Anda memahami situasi dari sudut pandang lawan bicara.
Tips:
- Gunakan kata tanya seperti apa, bagaimana, kapan, di mana, mengapa, siapa.
- Awali dengan simpati atau empati untuk menciptakan ruang aman bagi lawan bicara.
2. Pertanyaan “Devil’s Advocate”: Menghadirkan Perspektif Baru
Jenis pertanyaan ini digunakan untuk melihat masalah dari sudut pandang berbeda. Dengan cara ini, Anda dapat membantu lawan bicara memikirkan solusi atau alternatif yang mungkin terlewatkan. Misalnya:
- “Bagaimana jika Anda mencoba pendekatan yang berbeda?”
- “Apa yang akan terjadi jika rencana ini tidak berhasil?”
Tips:
- Hindari nada yang terlalu menghakimi. Tujuannya adalah membantu lawan bicara memperluas perspektif, bukan membuat mereka defensif.
3. Pertanyaan Probing: Menggali Lebih Dalam
Pertanyaan probing dirancang untuk menggali inti permasalahan atau mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Misalnya:
- “Apa yang membuat Anda merasa seperti ini?”
- “Bagaimana pengalaman masa lalu memengaruhi keputusan Anda sekarang?”
Tips:
- Pastikan Anda menunjukkan empati sebelum menggali lebih dalam. Ini menunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaan lawan bicara.
4. Pertanyaan Elevating: Melihat Gambar Besar
Pertanyaan ini membantu lawan bicara melihat gambaran besar dan keluar dari detail masalah yang membelenggu mereka. Contohnya:
- “Bagaimana keputusan ini memengaruhi tujuan jangka panjang Anda?”
- “Apa dampak positif yang bisa Anda lihat dari situasi ini?”
Tips:
- Pastikan Anda menawarkan solusi atau cara pandang yang membangun, sehingga lawan bicara merasa lebih optimis.
5. Pertanyaan Terbuka: Memberi Ruang untuk Jawaban Fleksibel
Pertanyaan terbuka cocok untuk lawan bicara yang mungkin malu atau enggan berbagi. Pertanyaan ini memungkinkan mereka memilih seberapa banyak yang ingin mereka bagikan. Contohnya:
- “Apa yang paling Anda pelajari dari pengalaman tersebut?”
- “Bagaimana pandangan Anda tentang hal ini?”
Tips:
- Hindari pertanyaan tertutup yang hanya membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”.
6. Pertanyaan Linking: Menunjukkan Bahwa Anda Mendengarkan
Pertanyaan linking menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan dan peduli dengan percakapan. Misalnya:
- “Tadi Anda menyebutkan bahwa Anda pernah merasa tidak percaya diri. Apa yang memotivasi Anda untuk bangkit?”
- “Apa yang membuat pengalaman itu sangat berkesan bagi Anda?”
Tips:
- Gunakan detail dari apa yang sudah dikatakan lawan bicara untuk membangun pertanyaan Anda.
7. Pertanyaan Breather: Memberi Waktu untuk Bernapas
Jika Anda atau lawan bicara cenderung mendominasi percakapan, pertanyaan breather dapat membantu menyeimbangkan alur. Contohnya:
- “Apakah Anda pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya? Bagaimana cara Anda mengatasinya?”
Pertanyaan ini memberikan jeda alami dalam percakapan, sehingga suasana tetap seimbang.
Kesimpulan
Ketujuh jenis pertanyaan ini dapat diterapkan di berbagai situasi, mulai dari percakapan santai hingga diskusi serius. Kuncinya adalah mendengarkan dengan penuh perhatian dan memilih jenis pertanyaan yang paling relevan dengan konteks.