Perubahan dan evolusi terjadi di semua aspek kehidupan, termasuk pernikahan, tidak terkecuali pernikahan.
Pasangan suami istri masa kini menghadapi beberapa rintangan yang tidak dihadapi oleh generasi sebelumnya. Kemajuan teknologi baru-baru ini menambah komponen yang mempengaruhi hubungan dan pernikahan saat ini. Karena perubahan-perubahan ini, pasangan yang mempertimbangkan untuk menikah harus melakukan diskusi yang penting dan mendalam yang tidak pernah dilakukan oleh pasangan di masa lalu.
Ini adalah percakapan penting yang harus dilakukan sebelum menikah, dan tidak boleh dilewatkan. Pembicaraan ini dapat mengungkapkan potensi pemecah kesepakatan dan menilai kecocokan jangka panjang pasangan.
Berikut adalah lima percakapan penting yang harus dilakukan oleh pasangan sebelum menikah.
Bagaimana Kita Akan Menghadapi Kesulitan Bersama?
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, pasangan masa kini menghadapi masalah yang tidak pernah dipikirkan oleh pasangan generasi sebelumnya. Pasangan harus siap menghadapi perselisihan sebagai akibat dari rintangan-rintangan baru ini.
Pasangan harus menyusun strategi untuk menghadapi dan menyelesaikan konflik saat konflik itu terjadi, bukannya jika konflik itu terjadi. Hal ini juga menyiratkan kepada siapa mereka akan meminta nasihat jika mereka mengalami kebuntuan.
Pasangan di masa lalu sering kali aktif dalam sebuah komunitas, baik komunitas keagamaan atau hanya komunitas keluarga yang erat yang dapat memberikan nasihat kepada pasangan yang baru menikah. Bimbingan atau nasihat ini membentuk sebuah kerangka kerja tentang bagaimana pasangan akan menyelesaikan perselisihan dalam pernikahan mereka.
Banyak pasangan sekarang tidak memiliki struktur komunitas tersebut dan merasa kesepian karena mereka mencoba untuk menavigasi dunia yang terus berubah sendirian.
Sebelum menikah, pasangan masa kini harus mendiskusikan perasaan mereka untuk menerima nasihat dari terapis, pemuka agama, atau mentor lainnya ketika ada masalah.
Seberapa Besar Pengaruh Keluarga dalam Pernikahan Kita?
Menurut Pew Research Center, struktur keluarga di Amerika berubah secara dramatis, dengan keluarga campuran menjadi bentuk keluarga yang lebih umum di masyarakat kontemporer. Dengan adanya anggota keluarga baru ini, baik melalui pernikahan atau perceraian, dinamika keluarga yang rumit muncul dalam budaya kita sekarang yang tidak biasa terjadi di masa lalu.
Pasangan yang berpikir untuk menikah harus membicarakan bagaimana mendefinisikan tugas-tugas keluarga dan di mana menetapkan batasan yang jelas untuk menghindari masalah di masa depan. Pernikahan pasangan menciptakan sebuah keluarga baru, yang dapat mengganggu hubungan keluarga yang sudah terjalin sebelumnya, memberikan tekanan pada kemitraan yang baru terbentuk dan menyebabkan masalah.
Sangat menyenangkan jika pasangan Anda memiliki hubungan yang dekat dengan ibu mereka dan menghabiskan waktu bersamanya setiap hari, atau pasangan Anda memiliki persahabatan yang erat dengan mantan suaminya. Akan tetapi, hubungan-hubungan ini akan membahayakan pembentukan sebuah pernikahan baru dan membebani sumber daya yang diperlukan untuk pernikahan yang baik, seperti waktu dan perhatian.
Pasangan harus berdiskusi mengenai perubahan dinamis yang akan terjadi di masa depan.
Apakah Kita Memiliki Visi yang Sama tentang Masa Depan?
Salah satu penyebab utama perceraian, menurut Institute for Divorce Financial Analysts, adalah “ketidakcocokan.”
Pengasuhan anak, agama, ide politik, dan kepentingan finansial atau pribadi adalah contoh-contoh ketidakcocokan dalam pernikahan. Secara keseluruhan, hal ini mengarah pada perdebatan kritis yang harus dimiliki oleh pasangan mengenai apakah mereka memiliki visi yang sama untuk masa depan.
Visi masa depan yang sama tidak hanya terdiri dari perspektif mereka saat ini tentang aspek-aspek hubungan mereka, tetapi juga kemungkinan apa yang ingin dicapai oleh pasangan tersebut bersama.
Bagaimana mereka ingin menghabiskan waktu bersama di masa depan? Di mana mereka ingin tinggal? Apa yang ingin mereka lakukan bersama?
Pasangan yang tidak tumbuh bersama pada akhirnya akan tumbuh terpisah. Jadi, selain mendiskusikan apakah mereka setuju dengan isu-isu sebelum menikah, pasangan juga harus mendiskusikan seperti apa masa depan mereka.
Akankah Kita Saling Mengakui Kekuatan Satu Sama Lain?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh John Gottman dan Neil Jacobson mengungkapkan sebuah elemen dalam hubungan yang diperlukan untuk sukses yang dikenal sebagai “menerima pengaruh.”[4] Rasa hormat kepada pasangan Anda, kesediaan untuk terbuka terhadap pendapat dan ide mereka, dan kesiapan untuk bersikap fleksibel dan berkompromi, semuanya diperlukan untuk merangkul pengaruh pasangan Anda.
Pasangan yang dapat mentoleransi pengaruh satu sama lain lebih mungkin untuk tetap bersama dan memperkuat hubungan pernikahan mereka.
Menerima pengaruh bukan berarti menyerah pada pasangan Anda dan menyetujui semua yang mereka usulkan. Ini menandakan bahwa Anda berdua bersedia untuk menemukan titik tengah dengan tetap menjaga rasa saling menghormati.
Meskipun ini adalah pembicaraan yang penting untuk dilakukan oleh pasangan sebelum menikah, sering kali tidak terlihat jelas apakah pasangan Anda bersedia untuk langsung bertemu dengan Anda di tengah jalan atau tidak. Jika pasangan terlihat bertengkar dengan perebutan kekuasaan sejak awal, ini sering kali bukan pertanda baik untuk menerima pengaruh dan dapat dianggap sebagai sinyal merah.
Apa Nilai Uang dan Keintiman Kita?
Uang dan seks diyakini sebagai dua masalah utama yang diperdebatkan oleh pasangan, dan pengalaman kami dalam menangani pasangan menunjukkan bahwa kedua tema tersebut menjadi barometer bagi kesehatan sebuah pernikahan. Diskusi mendalam mengenai kedua tema ini sangat penting selama pernikahan, apalagi sebelum pernikahan dimulai.
Masalah keuangan dalam sebuah pernikahan dapat menjadi penyebab utama perceraian, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Family Relations Journal. Dengan banyaknya pasangan yang menikah di usia yang lebih tua atau menikah untuk kedua atau bahkan ketiga kalinya, uang menjadi topik yang penting untuk didiskusikan oleh para pasangan.
Dengan usia rata-rata pasangan yang mempertimbangkan untuk menikah semakin meningkat, banyak pasangan yang telah mengembangkan portofolio keuangan sendiri-sendiri dan sekarang menghadapi kesulitan untuk menggabungkan aset mereka.
Ketika mencoba melakukan debat ini, komunikasi yang terbuka dan transparansi sangat penting karena uang dapat berarti lebih dari sekedar angka dolar. Bergantung pada sejarah keuangan seseorang, uang dapat mewakili kelangsungan hidup, rasa takut, kemandirian, kekuasaan, kontrol, kegagalan, dan kesuksesan dalam pernikahan.
Jika pasangan tidak melakukan percakapan mendalam tentang uang, hal ini dapat meninggalkan kesenjangan dalam hubungan mereka yang sulit untuk dijembatani.
Seks dan keintiman, seperti halnya uang, dapat menandakan lebih dari sekadar tindakan fisik, dan apa yang dipelajari seseorang tentang seks selama masa pertumbuhannya dan dalam hubungan sebelumnya pasti akan berpengaruh pada pernikahannya.
Dalam sebuah pernikahan, seks dan keintiman dapat mencerminkan berbagai emosi, termasuk cinta, penolakan, pengabaian, penghakiman, penerimaan, persetujuan, perhatian, pengasuhan, ikatan, kegagalan, ketidakmampuan, dan koneksi. Bergantung pada bagaimana pasangan mengatasinya, area hubungan mereka ini memiliki potensi terbesar untuk menyembuhkan atau menyakiti.[7].
Percakapan mengenai seks dan keintiman sering kali dapat menyebabkan perasaan terluka, defensif, dan/atau penghindaran jika tidak ditangani secara efektif. Tidak mengherankan jika kurangnya kedekatan fisik adalah salah satu penyebab utama perceraian.[8] Oleh karena itu, ini adalah percakapan penting yang harus dilakukan oleh pasangan sebelum menikah.
Kesimpulan
Membuat pernikahan yang sukses sekarang jauh lebih sulit daripada berabad-abad yang lalu. Sebelum menikah, pasangan memiliki lebih banyak hal yang harus dipertimbangkan dan percakapan yang jauh lebih sulit untuk dilakukan daripada di masa lalu.
Dengan biaya perceraian yang mencapai puluhan ribu dolar[9], pengaruh yang merugikan terhadap anak-anak, dan implikasi emosional yang mungkin dihadapi oleh pasangan, semakin penting bagi pasangan untuk menyelesaikan pekerjaan pra-nikah yang diperlukan untuk menciptakan pernikahan yang lebih sukses.
Lima percakapan ini dapat menjadi titik awal yang baik.