Banyak pengusaha, termasuk Ethan, seorang pengusaha muda yang kini menghadapi dilema: di satu sisi ada bisnis yang telah dibangunnya dan memberinya kesuksesan, dan di sisi lain ada passion baru dalam bidang kepemimpinan dan coaching yang ingin ia eksplorasi lebih jauh.
Pertanyaannya adalah, “Bagaimana saya bisa mengejar passion baru ini tanpa meninggalkan bisnis yang sudah ada sepenuhnya?”
Dilema ini adalah sesuatu yang hampir setiap pengusaha hadapi. Kita mencapai titik jenuh dalam peran saat ini dan kehilangan semangat untuk pekerjaan yang dulu kita cintai. Jadi, bagaimana kita melangkah maju? Berikut adalah tiga tips yang bisa membantu.
1. Jangan Melepas Kendali Terlalu Cepat
Ketika Anda merasa siap untuk mengejar passion baru, dorongan pertama mungkin adalah mengurangi keterlibatan Anda dalam tanggung jawab sehari-hari di bisnis. Namun, Anda harus strategis; Anda tidak bisa meninggalkan karyawan tanpa seorang pemimpin untuk dibimbing.
Kesalahan fatal bagi pengusaha adalah ketika mereka terlalu cepat ingin lepas dari tanggung jawab sehari-hari. Ethan belajar ini dengan cara yang sulit. Bisnisnya berjalan baik, jadi dia mulai mundur. Untuk beberapa waktu, segalanya tampak baik-baik saja. Namun kemudian, bisnisnya mulai goyah dan kehilangan arah. Ethan mundur terlalu jauh dan terlalu cepat, membuat bisnisnya tidak bisa berkembang tanpa kehadirannya.
Tidak peduli seberapa sukses Anda, Anda tidak akan pernah benar-benar bisa melepaskan semua tanggung jawab Anda. Kesehatan perusahaan Anda tergantung pada keterlibatan Anda dengan tim secara berkala.
Jadi, ketika tiba saatnya bagi Anda untuk mundur, jangan terburu-buru—gantilah beberapa tanggung jawab Anda secara bertahap dan pastikan bisnis berjalan lancar sebelum Anda benar-benar mengalihkan fokus.
2. Tolak Mentalitas “Atau”
Namun, hanya karena Anda tidak bisa segera lepas dari bisnis Anda, bukan berarti Anda tidak bisa mengejar passion Anda juga.
Pertimbangkan bagaimana Anda bisa mengintegrasikan pekerjaan di bisnis Anda saat ini dengan proyek-proyek passion Anda. Misalnya, Ethan dapat merekrut dan melatih karyawan baru untuk mengambil alih beberapa tanggung jawabnya saat ini. Dalam prosesnya, dia bisa menguji ide-idenya dalam kepemimpinan di perusahaannya sendiri melalui workshop gratis dan pelatihan untuk karyawan. Dia bahkan bisa mulai mendokumentasikan sistem yang dia gunakan dengan karyawannya sehingga suatu saat bisa diterapkan secara lebih luas dan berdampak pada orang lain.
Dengan demikian, dia tidak hanya memperkuat proyek passion-nya, tetapi juga menjadi pemimpin yang lebih baik, memberikan nilai tambah kepada karyawan, dan memperkuat perusahaan secara keseluruhan.
Jangan membuat bisnis Anda saat ini mundur hanya karena Anda ingin maju. Temukan jalur yang memungkinkan bisnis Anda dan mimpi masa depan Anda berjalan beriringan.
3. Ubah Hambatan Menjadi Keuntungan
Tidak ada hambatan yang tidak bisa diatasi dan bersifat permanen. Dengan perubahan perspektif, setiap hambatan yang Anda lihat bisa menjadi keuntungan.
Untuk Ethan, memulai perjalanan baru berarti dia perlu mundur dari peran yang berhadapan langsung dengan klien dan menggantikan dirinya dengan karyawan baru. Namun, saat ini sangat sulit untuk menemukan dan mempertahankan karyawan yang tepat. Jadi, apa yang harus dia lakukan? Menunggu perubahan terjadi?
Tentu saja tidak.
Saat ini, faktor terpenting bagi generasi muda dalam mencari pekerjaan adalah kesempatan untuk pengembangan kepemimpinan dan pertumbuhan. Jadi, saat Ethan memulai babak baru dalam kepemimpinan pemikiran, dia bisa menggunakan ide-idenya untuk menarik orang-orang yang mencari pekerjaan berbasis misi. Dia bisa menggunakan keterampilan yang sudah dikembangkan untuk menciptakan perusahaan yang akan diminati banyak orang karena ingin menjadi bagian dari lingkungan yang berorientasi pada pertumbuhan yang dia ciptakan.
Selain itu, dia bisa berbagi hambatannya di media sosial untuk terhubung dengan pengusaha lain yang mungkin menghadapi hal yang sama. Dia bisa menceritakan kisahnya secara online dan mulai menciptakan komunitas individu yang berpikiran sama berdasarkan pengalaman dan frustrasi bersama.
Anda tidak perlu menunggu sampai “semuanya selesai” untuk melibatkan orang lain dalam perjalanan Anda. Orang-orang tidak menginginkan versi Anda yang sempurna—mereka menginginkan keaslian dan koneksi. Alih-alih mencoba menyembunyikan hambatan yang Anda hadapi, biarkan orang-orang terlibat dalam perjalanan Anda dan ajak mereka untuk ikut serta.
Setiap hambatan bisa menjadi keuntungan jika Anda bersedia untuk menerimanya. Dan jika Anda bisa melakukan itu, Anda akan menjadi tak terbendung.